Sepertinya ini salah satu “kebiasaan” dari bioskop Indonesia ya? Menjelang perhelatan Oscar, film-film yang masuk dalam nominasi Best Picture ditayangkan dalam waktu yang berdekatan. Termasuk didalamnya adalah film “12 Years A Slave”.
STORYLINE :
Solomon Northup, adalah seorang kulit hitam yang kehidupannya cukup baik. Hingga suatu saat, saat istri dan kedua anaknya sedang berlibur, Solomon bertemu dengan 2 orang yang mengajaknya bergabung dalam sebuah kelompok sirkus yang ternyata adalah jebakan. Solomon malah disandera untuk dijadikan budak. Dia pun dipaksa mengganti identitasnya menjadi Platt, dan dia harus pura-pura tidak bisa menulis dan membaca. Dia pun mengalami berkali-kali berganti tuan. Mulai dari tuan yang baik hati, hingga tuan yang tidak punya hati. Banyak teman-teman budaknya yang akrab dengan Solomon, termasuk Patsey, seorang budak wanita yang selalu berhasil membuat tuannya bangga dengan hasil kerjanya. Bagaimana kehidupan yang harus dilalui Solomon selama menjadi budak? Apakah dia berhasil kembali ke kehidupan dia sebelumnya? Saksikan film “12 Years A Slave”.
REVIEW :
Film ini bagus. Walaupun agak sedikit dibawah ekspektasi saya, tapi ya oke lah. Memang layak masuk nominasi Oscar tahun ini. Saya menikmati cerita di film ini termasuk akting para pemainnya. Lupita Nyong’o yang di film ini tampil mulai paruh kedua film ini tampil maksimal. Saya menjagokan dia untuk Oscar tahun ini. Film ini sukses membuat saya berpikir kalau perbudakan di jaman itu benar-benar parah. Orang kulit hitam seperti gak ada harga dirinya saat itu. Menyedihkan. Tapi bagian make up dan artistik film ini cukup detail, terutama luka-luka yang dibuat sangat nyata, semakin membuat saya berpikir bahwa perbudakan di jaman itu (era abad 19) cukup menyedihkan.
RATES : 4 of 5 stars.