Mundur ke tahun 2005, saat itu ada sebuah film produksi MVP Pictures yang menyatukan 5 aktris top Indonesia dalam sebuah film. Saat tau kalau Dian Sastrowardoyo, Nirina Zubir, Rachel Maryam, Dinna Olivia, dan Marcella Zalianty akan beradu dalam sebuah film, saya langsung penasaran. Film itu judulnya BELAHAN JIWA.
STORYLINE :
Cempaka (Dian Sastrowardoyo) adalah seorang gadis misterius yang mengalami trauma di masa kecilnya. Tingkah lakunya tidak bisa ditebak. Cempaka berpacaran dengan seorang lelaki bernama Bumi (Alexander Wiguna), dan ternyata Cempaka mengandung anak Bumi. Di tempat berbeda, ada 4 orang sahabat : Cairo (Rachel Maryam) yang seorang seniman, Farlyna (Dinna Olivia) yang seorang desainer pakaian seksi, Baby Blue (Nirina Zubir) seorang arsitek yang mengalami trauma karena kembarannya, Baby Pink, meninggal dunia, dan Arimbi (Marcella Zalianty) seorang psikiater. Mereka berempat berjanji untuk menjadi The Soulmate. Dengan watak yang berbeda, tapi selalu ada hal yang sama. Termasuk mereka berempat memiliki pacar di waktu yang sama. Bahkan mereka berempat mendadak hamil bersamaan. Celakanya lagi, ternyata ayah dari bayi-bayi tersebut adalah …. Bumi. Bagaimana keempat sahabat ini dan Cempaka menghadapi kenyataan kalau mereka memiliki hubungan dengan satu lelaki yang sama? Saksikan twist film ini juga. Judul filmnya sekali lagi : Belahan Jiwa.
REVIEW :
Dari segi pemain, film ini memang tergolong ‘wah’ ya. Dan menurut saya, dari segi cerita film ini oke kok. Tapi memang untuk dieksekusi dalam bentuk film, ya film ini jadi agak berat. Apalagi ada twist-nya yang benar-benar berarti belahan jiwa. Dari segi akting, saya terhibur dengan akting Dina Olivia sebagai Farlyna yang memang ceplas-ceplos dan mengundang tawa. Karakter Cairo yang cenderung liar dan penuh amarah juga sukses dihidupkan oleh Rachel Maryam. Sosok Arimbi yang kalem juga berhasil dihidupkan Marcella Zalianty. Sementara akting Baby Blue yang riang juga memang pas untuk Nirina. Dian Sastro sebagai Cempaka yang misterius juga tidak jelek. Ya itu tadi sih kekurangan film ini, agak berat untuk dijadiin film ini. Mungkin orang akan menyebutnya sebagai film kelas festival. Tidak salah juga sih, karena film ini memenangkan kategori Best International Feature Film dalam New York International Independent Film & Video Festival tahun 2007. Saya jadi ingat ketika nonton film ini dengan beberapa teman saat SMA, semuanya pada nggak suka dengan film ini. Saya sih suka. Hehehe.
RATES : 3 of 5 stars