Beberapa bulan lalu, saya mengalami ketagihan membeli buku. Selama satu – dua bulan, hampir setiap hari saya browsing toko buku online atau keluar-masuk toko buku. Saat itu saya merasa berhadapan dengan banyak pilihan buku adalah sebuah kebahagiaan. Total selama masa ketagihan buku itu, saya membeli sekitar 20 buku dan 80% diantaranya adalah buku biografi. Buat saya, ini adalah sebuah ‘prestasi’, karena cenderung sangat sangat pemilih dalam membeli buku. Salah satu buku yang membangkitkan minat membeli (dan membaca) buku adalah buku biografi ini : GUSTI NOEROEL : STREVEN NAAR GELUK – MENGEJAR KEBAHAGIAAN.
Buku ini menceritakan tentang seorang wanita bernama Gusti Noeroel. Beliau adalah putri dari pasangan adipati Keraton Jawa, Kota Solo, K.G.P.A.A. Mangkoenagoro VII (1855-1944) dengan Gusti Kanjeng Ratu Timoer. Sang ibu merupakan puteri ke-12 Sultan Hamengku Buwono VII dari permaisuri ketiga, GKR Kencono. Gusti Noeroel lahir dengan nama Gusti Raden Ajeng Siti Noeroel Kamaril Ngasarati Koesoemawardhani. Sebagai putri dari bangsawan Jawa, kehidupannya bisa dibilang menyenangkan. Walaupun hidup di wilayah keraton, Gusti Noeroel yang hampir selalu menyanggul rambutnya ini memiliki hobi berkuda, main tenis, difoto, dan menari. Intinya, beliau tetap bergaya hidup modern. Banyak pria yang terpesona dengan kecantikan Gusti Noeroel, termasuk Bapak Proklamator Indonesia, Ir. Soekarno. Salah satu prestasi yang dibuat Gusti Noeroel adalah beliau sempat mempertontonkan keahliannya menari Jawa di hadapan ratu Belanda saat itu, Ratu Wilhemina. Sang Ratu pun dibuat terkagum-kagum dengan pertunjukkan itu. Hal fenomenal lain yang pernah dilakukan Gusti Noeroel adalah beliau rela meninggalkan kehidupan keraton demi cinta.
Sebelum membaca buku ini, I have no idea about this woman. Siapa dia? Siapa wanita yang saat ini tinggal di Bandung dan berusia 92 tahun ini? Kenapa sampai ada buku biografinya? Tapi tingkat keingintahuan saya cukup besar saat itu, hingga akhirnya saya membeli buku ini dan ketika membacanya, saya tidak bisa berhenti. Sang penulis, ibu Ully Hermono, sukses menceritakan riwayat hidup Gusti Noeroel yang mungkin bagi sebagian besar anak muda, sosoknya tidak familiar. Salah satu hal menarik yang ada di buku ini adalah setiap pergantian bab, disisipi dengan foto-foto dari Gusti Noeroel yang menurut terkesan klasik. Foto-foto keren di buku ini sukses membuat saya selalu ingin tau ada cerita apa lagi seputar kehidupan Gusti Noeroel. Tidak terasa, saya menyelesaikan membaca buku dalam waktu kurang dari 2 hari —buat saya itu prestasi.
Untuk mengetahui cerita lain tentang Gusti Noeroel, saya menyarankan untuk membaca buku terbitan Penerbit Buku Kompas ini. Dengan harga sekitar 70.000 rupiah, kamu bisa mengetahui sosok yang luar biasa ini melalui sebuah buku setebal 296 halaman ini.