[MOVIE REVIEW] The Conjuring

Sekitar di bulan Mei. ada salah satu teman saya bertanya, “Film The Conjuring kapan main sih?” Kondisinya saat itu, saya tidak tau kalau ada film yang berjudul The Conjuring. Jadilah saya tidak bisa menjawab pertanyaan teman saya itu. Sampai akhirnya, saya mendapat info tentang film The Conjuring, yang ternyata disutradarai oleh seorang sutradara yang pernah membuat Saw dan Insidious. Hmmm… Sounds promising ya? Jujur saya sempat berpikir kalau film ini tidak akan tayang di Indonesia. Ketika akhirnya film ini tayang midnight, tidak perlu pikir panjang, langsung berangkat nonton! Sendirian? BERANGKAT!

STORYLINE :

Film ini diangkat dari kisah nyata pasangan Ed Warren dan Lorraine Warren, yang berprofesi sebagai mmm… pemburu hantu. Sebut saja demikian. Mereka sering memberikan kuliah umum seputar dunia gaib hingga pengusiran hantu. Dari salah satu masa setelah mereka memberikan kuliah umum, mereka bertemu dengan Carolyn yang meminta bantuan kepada mereka karena merasa sesuatu yang ganjil terjadi pada keluarga mereka. Ed dan Lorraine pun berangkat menuju rumah yang ditempati Carolyn beserta suami dan kelima putrinya. Dan ternyata, keluarga Carolyn memang sedang tidak baik-baik saja. Sebuah kekuatan gelap mengelilingi mereka. Lorraine yang memang memiliki indera keenam pun bisa langsung melihat dan merasakan yang terjadi. Apa yang sebenarnya terjadi pada keluarga Carolyn? Temukan cerita lengkapnya dalam film THE CONJURING!

REVIEW :

Film ini patut diantisipasi. Mungkin secara gembar-gembor, film ini tidak ramai ya, tapi apalah film yang ramai gembar-gembor tapi kualitasnya biasa saja. Film ini memiliki kualitas horor yang diatas rata-rata. Saya sih tidak ingin membuat kamu yang lagi baca review ini jadi berharap banyak ya sama film ini. Tapi saya merasa puas sama film ini. Horor yang ditampilkan (bahkan secara teknik pengambilan gambar) mengingatkan pada film horor jaman dulu.  “Kejutan” yang dimiliki dari film ini juga cukup bisa melatih jantung. Oke, gini deh. Biar tidak terlalu membuat film ini terasa begitu ‘wah’ dan membuat kamu berekspektasi terlalu tinggi, saya akan bahas kekurangannya film ini, yang sebenarnya simple. Berhasil membuat film Insidious menjadi salah satu film horor yang dijadikan tolok ukur kualitas film horor modern saat ini, rupanya sang sutradara masih mengulang beberapa hal yang sebenarnya tidak perlu. Di Insidious, diceritakan sebuah keluarga dengan 3 anak. Tapi yang paling banyak diceritakan adalah si anak pertama. Anak kedua ya “tidak terlalu dibutuhkan”. Nah di The Conjuring, rupanya sang sutradara malah menambah anak menjadi 5 dan kelima-limanya perempuan. Beruntung pembagian porsi penokohan kelima anak ini cukup adil. Tapi dalam durasi sekitar 100 menit, saya merasa tidak ada waktu untuk menghafal kelima tokoh anak-anak ini. Mungkin 3 sudah cukup ideal, atau mungkin 2 saja cukup. Buat saya, film ini hampir meninggalkan sedikit trauma tentang rumah besar. Tapi main petak umpet tidak lagi seru setelah menonton film ini. Serem broo. Kalau disini disebut dengan “Hide & Clap”. Uh! Nonton deh film ini kalau nanti sudah tayang secara reguler. Pasti puas sama horornya!

RATES : 4 of 5 stars.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

74 − = 70